Pandemi belum pergi. Namun, sekumpulan para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di desa Dagan, kecamatan Bobotsari, kabupaten Purbalingga tak patah arang.
Dapur harus tetap ngebul. Berbagai cara mereka lakukan agar tetap bisa memasarkan produk usaha mereka. Salah satunya adalah dengan cara mengikuti workshop pemasaran produk UMKM melalui media sosial.
Bersama CEO Bombat Media, Kang Pradna Paramita, mereka—para pelaku UMKM—terlihat semangat menyimak paparan tentang cara memasarkan produk melalui media sosial, beberapa hari yang lalu.
“Semua orang sekarang memiliki Android dan koneksi internet. Tapi banyak juga yang belum menyadari bahwa internet bisa menambah pemasukan finansial,” papar Kang Pradna, dalam sesi workshop.
Inisiatif untuk mengadakan pelatihan pemasaran produk UMKM melalui media sosial, lanjut Pradna, merupakan langkah yang bagus. Apalagi, di tengah pandemi seperti ini. Belum lagi—katanya—tren pembangunan di desa lebih didominasi pembangunan fisik. Padahal, upaya pembangunan pemberdayaan juga perlu diprioritaskan.

Potensi Ekonomi Media Sosial
Sebagai orang desa, saya memahami betul bahwa media sosial, jamaknya masih digunakan sebagai media curhat, ngrasani, dan tidak sedikit pula yang “pamer”.
Karena itu, kegiatan pelatihan pemasaran produk UMKM yang diinisiasi oleh Pemerintah Desa Dagan, dapat dijadikan momentum untuk mengenalkan potensi ekonomi media sosial kepada para pelaku UMKM di desa.
“Banyak sekali produk UMKM dari warga kami, yang memiliki potensi untuk dipasarkan secara online melalui media sosial,” kata Kepala Desa Dagan, Hj. Sukarni, S.Sos.
Apalagi—katanya—dimusim pandemi ini, ruang gerak masyarakat sangat dibatasi oleh protokol kesehatan. Karena itu, lanjut Bu Karni, media sosial dapat digunakan sebagai instrumen untuk memasarkan produk UMKM desa secara lebih luas.
Ia menegaskan, ditahun 2021 nanti, pihaknya sudah merencanakan pembangunan dibidang pemberdayaan ekonomi masyarakat desa. Meski pembangunan fisik masih ada, namun pihaknya akan memprioritaskan pembangunan dibidang pemberdayaan.

Semangat Belajar Cara Memasarkan Produk UMKM Secara Online
Kegiatan yang dimulai sekira pukul sembilan pagi itu, cukup memantik semangat para peserta yang semuanya pelaku UMKM di desa Dagan. Terbukti, dari awal hingga akhir acara, sebagian besar peserta masih bertahan mengikutinya.
Apalagi dalam sesi praktik foto produk. Banyak dari peserta, dengan menggunakan hand phone masing-masing, antusias mencoba memfoto beberapa produk yang dibawa oleh peserta lain.
“Ternyata, untuk membuat foto produk yang bagus itu tidak mudah, ya Mas,?” kata salah satu peserta. Ia—peserta tersebut—memaklumkan bahwa hampir semua produk yang dijual secara online fotonya bagus-bagus.
Menurut pengalamannya, ia pernah membeli barang secara online karena fotonya sangat menarik perhatiannya. Rupanya, aku peserta tersebut, foto produk yang bagus merupakan salah satu kunci agar menarik minat calon pembeli.

Selain materi foto produk, Kang Pradna juga menyampaikan materi copywriting. Menurutnya, selain foto produk yang bagus, deskripsi produk juga harus menarik.
Dalam sesi materi copywriting tersebut, Kang Pradna memberikan beberapa contoh perbandingan antara beberapa produk yang difoto secara asal, dengan produk yang difoto secara bagus beserta deskripsinya.
Pada contoh produk yang diambil dari market place Tokopedia tersebut terbukti bahwa meski produknya sama, ternyata jumlah penjualannya berbeda. Foto produk dan deskripsi yang bagus memberikan nilai penjualan yang tinggi.
Berkelanjutan

Menurut salah satu panitia, Suparjo, kegiatan pelatihan tersebut tidak hanya berhenti disiitu. Pemerintah Desa Dagan, melalui Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) telah merencanakan untuk melanjutkan kegiatan tersebut.
Sehingga, kegiatan pelatihan tersebut benar-benar dapat dirasakan manfaatnya bagi para pelaku UMKM di desa.
Ke depan, papar Suparjo, mungkin akan lebih diperbanyak parktiknya. Jadi, para pelaku UMKM di desa Dagan dapat menggunakan media sosial sebagai alat untuk memasarkan produk mereka.
Selama mengikuti kegiatan tersebut, saya cukup kagum dengan semangat para peserta. Meski di awal kelihatan sulit, namun saya dapat menangkap rasa penasaran mereka untuk terus belajar.
Semoga…
Tinggalkan Balasan